Rupiah Sangat Berpotensi Menguat

Rupiah Sangat Berpotensi Menguat Meski Agak Tertahan
Rabu, 27 April 2011 | 10:32 WIB

Derasnya arus modal asing masuk kepasar finansial domestik menjadi pemicu penguatan mata uang lokal. Meskipun agak tertahan oleh intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Dipekan terakhir bulan April ini nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat hingga menembus dibawah level 8.600 per dolar Amerika serikat (AS).

Menurut data dari Bloomberg, dalam empat tahun terakhir sepanjang bulan April rupiah selalu mencatat penguatan terhadap dolar AS.

Siang ini pukul 10:40 WIB nilai tukar rupiah ditransaksikan dilevel 8.627, menguat 15 poin (0,17 persen) dari penutupan Selasa kemarin di 8.642 per dolar AS.

Hingga minggu ketiga kemarin posisi cadangan devisa sudah mencapai US$ 109,5 miliar, ataumeningkat US$ 3,8 miliar dibandingkan akhir bulan Maret lalu.

Kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia pada akhir Maret lalu mencapai Rp 77,4 triliun, tapi pada tanggal 20 April kemarin telah meningkat menjadi Rp 84,3 triliun. Untuk kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) pada 20 April tercatat naik Rp 5,73 triliun menjadi Rp 217,3 triliun dari posisi akhir bulan lalu Rp 211,57 triliun. Sehingga total kepemilikan asing di SBI dan SUN dalam 20 hari dibulan April ini meningkat Rp 12,62 triliun (US$ 1,46 miliar).

Analis ekonomi dari PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengemukakan, derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam tiga minggu bulan ini membuat BI melepas pengamanan terhadap rupiah.

“Disinyalir bank sentral telah mengeluarkan dana senilai Rp 7 triliun untuk menahan laju penguatan mata uang lokal,” kata Lana. Namun, kuatnya uang yang masuk rupiah sempat menguat hingga menyentuh level 8.600 per dolar AS diawal pekan ini.

Pasar finansial Indonesia menjadi diminati oleh investor global karena tingginya imbal hasil yang ditawarkan serta turunnya resiko seiring menguatnya rating Indonesia mendekati level investment grade (layak investasi).

Hingga kahir tahun 2011 BI menargetkan cadangan devisa akan mencapai US$ 116,4 miliar hingga US$ 119,4 miliar, atau naik sekitar 21 hingga 24 persen dibandingkan posisi tahun lalu.

Disaat yang sama, menurut Lana, bank sentral juga tetap mewaspadai terjadinya sudden reversal (kemungkinan adanya arus modal keluar secara tiba- tiba). Sehingga netto arus modal asing yang masuk tahun ini akan lebih rendah dari tahun 2010 yang tercatat mencapai US$ 15,2 miliar.

Dalam pekan ini arus modal asing masih akan member peluang bagi apresiasi mata uang lokal hingga ke 8.590 hingga 8.620 per dolar AS. “Namun, BI yang tidak mau mata uangnya menguat terlalu cepat akan sedikit menahan gerak rupiah sehingga rupiah masih akan berada dikisaran 8.610 hingga 8.650 per dolar AS.”